fhoto kabut asap di kota sungai penuh
Mata terasa pedih, napas terasa sesak
mengapa ? itu disebabkan pekatnya asap yang ada di sekitar kita, kabut asap
tersebut telah kita lihat selama ini tapi yang paling parah yaitu di bulan ini,
menunggu hujan yang akan datang di akhir bulan ini cukuplah lama bagi kita menikmati kabut asap
ini, untuk itu bagi masyarakat untuk tidak menambah asap baru seperti membakar
jerami setelah panen di sawah, membakar sampah yang di hasilkan oleh industri
rumahan, membakar lahan yang di pakai petani kebun atau ladang supaya mudah
membersihkan ladang mereka, serta menguranggi berpergian ke luar rumah yang
menggunakan kendaraan bermotor atau mobil dan selalu memakai masker, pengaman
atau penutup mulut dan hidung yang berpungsi untuk menguranggi kita menghisap
asap yang pekat tersebut dan menghidari kita terkena sesak napas, asma dan
infeksi pernapasan, Hijau conservation mengadakan aksi berbagi masker yang
bertempat di jalan raya depan kantor Lingkungan hidup hari senin tanggal 13
oktober2014 , sebanyak kurang lebih 400 lembar masker di bagi kepada penguna
jalan yang terdiri dari tukang ojek, ibu-ibu, bapak-bapak yang memakai motor
termasuk bagi pejalan kaki.
gambar pembagian masker kepada pengguna jalan oleh hijau conservation
Masker tersebut adalah bantuan dari salah satu
warga Sungai penuh, Dusun baru, Defitra Eka Jaya yang peduli kepada masyarakat
sungai Penuh dan peduli tentang bencana kabut asap yang melanda daerah Kota
Sungai penuh , lokasi pembagian masker yaitu simpang 3 sumur anyir yang bisa di
lewati oleh warga tanah kampung sekitarnya dan warga Hamparan Rawang. Kepudilian
terhadap masyarakat tersebut harusnya menjadi contoh untuk lembaga- lembaga
lain dan bukan hanya bisa berbicara di media sementara kerja tidak nyata, tidak
menggugat perusahaan atau HTI yang ada dalam masalah ini, kita harus mencari
jalan keluar tentang permasalahan kabut asap tersebut(ngaung hijau)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar